JURUS SAKTI MENJADI PRIBADI POSITIF & BERPENGARUH
NOTE: SEWAKTU-WAKTU MATERI DAPAT DIPERBARUHI(Adanya Penambahan) SESUAI MOOD PENULIS ...
Wanita Positif |
PENGANTAR
Manusia terdiri dari hardware dan software. Hardware pada manusia terdiri dari organ-organ tubuh mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut dan mulai dari kulit ari sampai kedalaman yang tersembunyi. Sementara itu, software pada manusia terdiri dari jiwa sampai nyawa dan pikiran sikap keseharian.
Manusia yang buruk hanya dapat diterima jika ia memperbaiki konektivitas antara hardware dan software-nya sehingga menjadi support dan terkonfigurasi dengan baik. Dalam bahasa yang sederhana, seorang manusia harus senantiasa membangun kepribadiannya agar menjadi pribadi yang positid sehingga ia hidup dengan mudah menggapai kesuksesaan dan kebahagiaan hidup.
Materi sederhana ini sesungguhnya ingin mengajak pembaca untuk membangun diri menjadi pribadi yang positif. Dengan kepribadian yang positif, pembaca akan lebih mudah menggapai apa yang diinginkannya, baik itu berupa kesuksesaan maupun kebahagiaan.
Bagian I
SIAPAKAH AKU ? (Who am i?)
Manusia bukan hanya terdiri dari jasmani, melainkan juga rohani; selain fisik, di dalam diri manusia juga ada Roh (psikis). Masing-masing dimensi diri manusia itu mempunyai strukturnya sendiri-sendiri. Kalau struktur fisik manusia adalah kepala, tubuh, kaki, dan sejenisnya, maka struktur psikologi dan kepribadian manusia, seperti kata Frued, ada tiga: Id, Ego, Superego.
Bedanya dari kedua dimensi di atas itu adalah bahwa kalau dimensi fisik atau jasmani manusia bersifat terbatas, maka dimensi psikis atau rohani manusia bersifat terbatas, maka dimensi piskis atau rohani manusia bersifat seolah tak terbatas. Jiwa dan kepribadian manusia laksana lautan yang tak bertepi. Karenanya, meski disiplin psikologi mampu mengkaji dan mensistematisasikan jiwa dan kepribadian manusia seperti yang dilakukan Freud di atas, namun kondisi jiwa dan kepribadian manusia tetap menjadi misteri.
Pertanyaan soal siapakah sejatinya ‘Aku’ hingga kini belum menemukan jawaban finalnya dari setiap individu. Masing-masing individu selama hidupnya disibukkan untuk menemukan kesejatian dirinya itu. Untuk menemukan kesejatian dirinya, manusia menempuhnya dengan beragam cara. Ada yang lewat agama, filsafat dan disiplin lain. Masing-masing disiplin itu memberikan jawaban yang berbeda-beda. Kepribadian manusia pun akhirnya berbeda-beda juga.
Ada beberapa persoalan-persoalan mendasar yang menghantui para ahli jiwa di antaranya; Apakah tanpa perasaan yang dimiliki, indra manusia bisa merespons segala pengaruh yang berasal dari luar dirinya ? Apakah perasaan dan alat indra merupakan hal yang saling terpisah ataukah saling berkaitan dan saling melakukan intervensi ? Dalam memberikan respons atas pengaruh yang datang dari luar dirinya, manakah yang lebih dahulu berperan, jiwa ataukah fisik melalui sistem syaraf ?
Big Five
O.C.E.A.N
Dalam ilmu psikologi dikenal dengan teori Big Five (Lima Besar) tentang kepribadian manusia. Big Five Personality atau Kepribadian Lima Besar merupakan pengembangan dari Five Factor Model yang dikemukakan oleh Costa dan McCrae, yang mengelompokkan atau mengkasifikasikan kepribadian atau watak seseorang dari segi mental, emosional, temperamental, perilaku, dan juga atribut yang melekat pada diri seseorang.
Dalam teori Lima Besar (Big Five) di atas ditegaskan bahwa kepribadian manusia terdiri atas lima dimensi:
1. Openness to experience (keterbukaan pada pengalaman),
2. Conscientiuousness (kehati-hatian),
3. Extraversion (ekstraversi),
4. Agreableness, (mudah sepakat atau kooperatif) dan
5. Neuroticism (neurotisme)
Kelima dimensi kepribadian dalam teori Lima Besar itu yang bisa disingkat dengan OCEAN. Dimensi-dimensi kepribadian ini juga bisa dijadikan sebagai dasar untuk menentukan posisi yang tepat bagi seseorang dalam ranah pekerjaan. Sebab, penempatan seseorang di dalam sebuah pekerjaan tidak hanya ditentukan oleh skill dan keahliannya, melainkan juga oleh aspek-aspek kepribadiannya. Begitu juga dalam ranah kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan seseorang juga sangat dipengaruhi oleh aspek kepribadiannya. Lima Aspek kepribadian tersebut juga digunakan untuk memprediksi kretivitas seseorang, terutama dalam dunia kerja, termasuk dalam dunia politik.
Tipe-tipe Kepribadian Menurut Jung
Diantara tipe kepribadian yang telah dikaji oleh para ilmuwan adalah tipe kepribadian menurut analisis Carl Gustaf Jung. C.G.Jung merupakan seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss yang membuat pembagian tipe kepribadian manusia dengan cara yang berbeda. Dalam pandangannya, Jung menyatakan bahwa perhatian manusia tertuju pada dua arah: perhatian ke luar dirinya yang disebut extrovert dan ke dalam dirinya yang disebut introvert. Kemana arah perhatian manusia itu yang terkuat, apakah ke luar dirinya ataukah ke dalam dirinya, adalah hal yang menentukan tipologi kepribadian dirinya.
1. Tipe Introvert.
Tipe Introvert, adalah tipe kepribadian yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya sendiri, pada ke-aku-annya.
Adapun ciri-ciri orang introvert secara lebih detail, di antaranya dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendiam dan suka menyendiri
b. Pribadi introvert tidak menyukai pembicaraan yang ringan
c. Pribadi introvert tidak menyukai dering handphone
d. Pribadi introvert tidak langsung membalas pesan dari seseorang
e. Pribadi introvert merasa keramaian membuatnya gila
f. Pribadi introvert suka mengamati keadaan sekitar dengan sangat cermat
g. Pribadi introvert cenderung suka menulis
h. Pribadi introvert lumayan pandai dalam menebak karakter orang
i. Pribadi introvert akan banyak berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara
2. Tipe Ekstovert
Kebalikan dari kepribadian introvert adalah kepribadian ekstrovert. Kalau kepribadian introvert cenderung suka menyendiri dan menutup dirinya dari dunia luar, maka kepribadian ekstrovert cenderung lebih membuka diri terhadap dunia luar.
Adapun ciri-ciri pribadi ekstrovert, seperti dijelaskan adalah sebagai berikut.
a. Selalu antusias dan semangat
b. Senang berinteraksi dan bersosialisasi
c. Mudah dalam bergaul
d. Cenderung spontan dalam bertindak/berbicara
e. Pandai mencairkan suasana
f. Menyukai popularitas dan senang menjadi pusat perhatian
g. Senang jadi pembicara daripada pendengar
h. Pribadi ekstrovert selalu tampil percaya diri
i. Terkesan sigap dan tegas
j. Senang bekerja kelompok dan tidak suka kesendirian
3. Tipe Ambivert
Ambivert merupakan bentuk kepribadian yang spesial, karena kepribadian ini merupakan bentuk gabungan dari atau kombinasi dari kepribadian introvert dan ekstrovert. Kelebihan dari tipe ini adalah bahwa mereka nyaman berada di tengah keramaian dan berbagai aktivitas sosial, tetapi juga rileks dengan kesendirian.
Adapun ciri-ciri ambrivert adalah sebagai berikut.
a. Nyaman berada di tengah kerumunan orang banyak
b. Jengah jika terlalu lama menyendiri
c. Karakter bisa berubah tergantung lawan bicara
d. Terkadang tertarik percakapan mendalam dan spesifik
e. Tidak melulu diam
f. Sulit memilih untuk aktivitas akhir pekan
Bagian II
Bagaimana Seharusnya Aku?
Pentingnya Membangun Kepribadian Positif
Salah satu nilai penting mengetahui jenis-jenis kepribadian adalah supaya kita tahu siapa diri kita sebenarnya. Kalau sudah demikian, maka yang harus kita lakukan dan pikirkan adalah bagaimana seharusnya kita dalam kehidupan sehari-hari.
Kepribadian Positif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Perilaku atau kepribadian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor personal, di antaranya adalah faktor biologis dan sosiopsikologis.
Ciri-ciri Kepribadian Positif
1. Kepribadian yang Sehat/Positif
2. Mereka membuat hari yang baik
3. Mereka mudah melepaskan apa yang tidak disukai
4. Mereka adalah teman bicara yang baik
Kiat-kita Membentuk dan Mengembangkan Kepribadian Positif
Bahwa untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian dan karakter positif perlu ditempuh beberapa kiat sebagai berikut.
1. Positive Self-Talk
2. Positive Visualization
3. Positive People
4. Positive Mental Food
5. Positive Training & Development
6. Positive Health Habit
7. Positive Expectation
Citra Diri yang Positif
Kepribadian juga terkait dengan citra diri. Menurut Fadli ZA, citra diri adalah anggapan yang tertanam di dalam pikiran bahwa sadar seseorang tentang dirinya sendiri. Citra diri, lanjut Fadli, bisa tertanam dalam pikiran bawah sadar oleh pengaruh orang lain, penganut lingkungan, pengalaman masa lalu atau sengaja ditanamkan oleh pikiran sadar.
Dalam kategorinya, citra diri ada yang bersifat positif dan konstruktif dan ada juga yang bersifat negatif dan destruktif, ada pula yang bersifat negatif dan merusak. Citra diri positif tentu bisa mengantarkan seseorang pada kesuksesan, sebaliknya citra diri negatif akan membawa seseorang pada kegagalan.
Bagian III
untuk Apa Aku ?
Kepribadian Positifi untuk Menuju Kebahagiaan
Kebahagiaan (happiness) merupakan tujuan hidup setiap manusia. Namun, bagaimana seseorang bisa mencapai kebahagiaan, jika pikiran dan kepribadiannya sendiri kacau. Maka, untuk bisa mencapai kebahagiaan, hal pertama yang harus dilakukan seseorang adalah menata kepribadiannya.
Kebahagiaan Hidup: Tujuan Utama Manusia
Kebahagiaan atau kegimbiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intes. Berbagai pendekatan filsafat, agama, psikologi, dan biologi telah dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan menentukan sumbernya.
Menemukan Kebahagiaan
Kebahagiaan memang terkadang bisa datang sendirinya namun itu tidak selalu. Kebahagiaan harus diusahakan. Bahwa ada empat cara untuk mendapatkan kebahagiaan, yaitu sebagai berikut.
1. Buat Hidup Penuh Makna
2. Murah Hati
3. Menguasai Diri
4. Berguna untuk Orang Lain
5. Jadilah Tegar dan Optimis
6. Buat Dir Anda Tetap Sibuk
7. Berikan Diri Anda Alasan untuk Tersenyum
8. Ikuti Insting Anda
9. Jadilkah Penyayang
10. Belajar untuk Memaafkan Orang Lain
11. Apa Pun yang Anda Lakukan, dan Siapa Pun Anda
12. Lakukan Hal-hal yang Membuat “Anda” Bahagia
13. Dengarkan Pesan yang Penuh Inspirasi
14. Bergabunglah dengan Klub atau Organisasi yang mengekspresikan kepribadian dan mencerminkan minat Anda
15. Minta bantuan pada orang lain
16. Jangan takut untuk mengungkapkan perasaan Anda pada orang lain
17. Jagalah rahasia orang lain
18. Tepatilah janji Anda
19. Bersandar pada teman Anda ketika Anda membutuhkannya
20. Bersandar pada keluarga Anda ketika Anda membutuhkannya
21. Berbicaralah secara mendalam dengan seseorang
22. Jangan terus-terusan merisaukan sesuatu
23. Tertawalah atas kebodohan Anda sendiri
24. Bersyukur atas hal-hal kecil
25. Anda percaya Anda mampu melakukannya
26. Anda tidak mengandalkan perfeksionisme
Hukum Keberlimpahan: Semangat Berderma untuk Menarik Keberuntungan
Dalam usaha mencapai kebahagiaan hidup ada yang bernama hukum keberlimpahan. Hukum berkelimpahan ini sangat terkait dengan kepribadian positif.
Hukum keberlimpahan itu, yang membuat hidup seseorang bisa menuai keberuntungan dan kebahagiaan lebih banyak, seperti dikatakan oleh Peale: “Untuk bisa mendapatkan hal-hal yang baik dalam hidup ini, Anda harus terlebih dahulu memberi”
Jadi kalau anda ingin mendapatkan keberlimpahan rezeki dan anugerah lainnya yang membuat anda menjadi bahagia, maka yang pertama-tama anda lakukan adalah mentradisikan suka memberi kepada orang lain.
Jangan Mengutamakan Pencitraan
Untuk membangun hidup bahagia, salah satu hal yang harus dihindari adalah pencitraan yang berlebihan. Jangan sampai hal pencitraan seperti ini menjadi jalan utama. Sebab, pencitraan juga tidak selamanya baik.
Karakter Unggul sebagai Kunci Menuju Sukses dan Bahagia
Untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, dibutuhkan sebuah karakter unggul. Karakter unggul tentunya dibuktikan dengan kenyataan, bukan oleh pencitraan. Kesan-kesan baik hasil pencitraan bukanlah karakter unggul, karena sesungguhnya penampilan baik dalam pencitraan itu bukan sesuatu yang baik, melainkan hanya rekaan belaka, hanya sebuah sandiwara. Karenanya, karakter unggul bukanlah hasil rekayasa; bukan hasil sandiwara, melainkan nilai-nilai yang nyata ada dalam diri seseorang.
Bagaimana kemudian sebuah karakter bisa mengantarkan seseorang pada kesuksesan dan kebahagiaan ? dijelaskan ada beberapa karakter yang bisa dijadikan sebagai tangga untuk menggapai puncak kesuksesan dan kebahagiaan, yaitu:
1. Harga Diri
2. Percaya Diri
3. Sikap Pantang Menyerah
4. Mempercayai Intuisi
5. Kreatif
6. Pemberani
7. Passion
8. Action
9. Komitmen
10. Bersyukur
11. Berserah kepada Tuhan
12. Mendekatkan diri kepada Sang Pemilik Hidup
Pendidikan Basis Pembentukan Karakter dan Kepribadian Unggul
Dijelaskan bahwa ada beberapa sumber yang menjadi basis pengembangan pendidikan karakter, yakni seperti di bawah ini.
1. Agama
2. Pancasila
3. Budaya
4. Tujuan Pendidikan Nasional
Berdasarkan ke empat sumber nilai di atas maka dihasilkan sejumlah nilai-nilai pendidikan karakter untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa, antara lain sebagai berikut.
1. Religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa ingin tahu
10. Semangat kebangsaan
11. Cinta tanah air
12. Menghargai Prestasi
13. Bersahabat/Komunikatif
14. Cinta damai
15. Senang membaca
16. Peduli sosial
17. Peduli lingkungan
18. Tanggung jawab
“Kebahagiaan bukan seperti sesuatu yang siap pakai. Kebahagian berasal dari upaya dan tindakan kita yang positif.” ~Mahatma Gandhi
Komentar
Posting Komentar
Ingatlah untuk selalu memberikan komentar yang sopan dan bermanfaat.