KEMBALI KE EDEN (SEBUAH PENJELASAN MENGENAI ISTILAH “YANG MULIA”)

Teofilus

I. PENDAHULUAN

Istilah “Yang Mulia” yang sering digunakan dalam menyapa rekan Hamba Tuhan banyak mendapat sorotan dan pertentangan bahkan komentar miring. Hal ini dapat dimaklumi karena memang istilah ini belum lazim di kalangan umum dan sepertinya terlalu bombastis untuk ukuran manusia yang terbatas dan banyak kekurangan. Tapi apakah memang demikian?

Sebetulnya istilah “Yang Mulia” bukannya baru muncul belakangan ini, namun sesungguhnya Alkitablah yang memperkenalkannya. Lukas adalah salah satu penulis Alkitab yang pernah menggunakan istilah ini, ketika dia menulis Injil Lukas.
“Teofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,…” (Lukas 1:1)

Pertanyaan menariknya adalah, siapakah Teofilus ini yang disapa oleh Lukas dengan sebutan yang mulia?

Sejatinya tidak diketahui secara pasti siapa sesungguhnya Teofilus ini, karena memang tidak ada data kuat yang menjelaskannya. Namun dari kajian dan penelusuran beberapa sumber, dapat dikatakan paling tidak ada tiga pendapat atau penafsiran mengenai Teofilus ini.

- Teofilus adalah sebuah gelar kehormatan bagi seorang tokoh besar (bukan nama orang)
- Sebuah nama pribadi non Yahudi yang sudah percaya Tuhan dan memiliki jabatan tinggi
- Sebuah istilah yang dipakai oleh Lukas untuk menyapa orang-orang percaya atau orang kristen (para sahabat Allah) yang adalah pembaca surat itu.

Penulis sendiri tidak akan memberikan kesimpulan yang mana dari ketiga pendapat ini yang dipegang. Tetapi apapun itu dan siapapun dia, prinsipnya adalah Teofilus ini disapa dengan sebutan “yang mulia” oleh dr Lukas penulis Injil Lukas.

Namun perlu diketahui bukanlah ayat ini yang menjadi dasar sesungghnya dalam membangun pemahaman istilah yang mulia.
Kalau begitu dari mana dan apa dasar teologinya untuk konsep yang mulia ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini, harus dimulai dari ide awal Allah mengenai manusia.

II. MANUSIA DICIPTAKAN SEGAMBAR DAN SERUPA ALLAH

Menurut Alkitab, manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Kej 1:26-17)
Apa sesungguhnya pengertian dari manusia segambar (tselem – Ibrani) dan serupa (demuth – Ibrani) Allah?
Ada begitu banyak pendapat dan interpretasi mengenai kedua istilah ini, namun satu hal yang pasti dan rasanya sulit dibantah yaitu bahwa manusia Eden itu adalah mulia. Kondisi dan posisi inilah yang Pemazmur coba jelaskan dalam Mazmur 8:5-6.
Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Jadi gambar dan rupa Allah pada manusia Eden, satu hal yang pasti yaitu mereka adalah MULIA.
PENGERTIAN MULIA
Bahasa Ibrani : Kabod
Bahasa Yunani : Doxa
Bahasa Inggris : Glory
Mulia dapat didefenisikan dalam 3 (tiga) aspek yaitu :
Aspek Prestise :
- Keagungan
- Kehormatan
- Kemegahan
Aspek Financial :
- Kekayaan
- Kelimpahan
- Kemakmuran
Aspek Spiritual :
- Sesuatu yang dari Tuhan
- Hadirat Allah
- Digambarkan makhluk Sorgawi

III. MANUSIA JATUH DALAM DOSA

Ketika manusia jatuh dalam dosa, predikat manusia sebagai makhluk mulia rusak dan bahkan hilang. Hal ini dikonfirmasi oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. (Roma 3:23).
Inilah kondisi manusia pasca kejatuhan, di mana manusia menjadi manusia berdosa dan kehilangan kemuliaan.
Lebih jauh mengenai kondisi manusia pasca kejatuhan :
- Manusia terusir dari Eden
- Manusia kehilangan persekutuan dengan Allah
- Manusia kehilangan fasilitas
- Unsur ilahi pada manusia rusak dan manusia tidak lagi kekal
- Manusia hidup dalam dosa dan dikuasai dosa
- Manusia kehilangan KEMULIAAN Allah (Roma 3:23)

IV. MISI INKARNASI KRISTUS

Sealama ini dalam menginterpretasi tujuan Yesus menjadi manusia, sering hanya terfokus pada misi penebusan demi menyelamatkan manusia. Namun sesungguhnya jika kita mengkaji Alkitab secara komperhensif, maka kita akan menemukan bahwa misi Tuhan Yesus menjadi manusia tidak hanya sekedar menebus dosa manusia. Memang harus diakui itu adalah tujuan utamanya, hanya saja ada hal-hal lain yang Tuhan Yesus kerjakan, seperti :
- Datang untuk menggenapi nubuatan (Kej 3:16)
- Membangun kerajaanNya (Mat 3:2)
- Mendirikan gereja (Mat 16:18)
- Menebus dosa manusia dan menyediakan jalan keselamatan (Yoh 1:29)
- Mengalahkan maut dan kuasa maut (1Kor 15:54-57)
- Mengambil otoritas pada setan dan mengembalikannya pada manusia (Fil 2:5-9 – Ef 1:20-22)
- Mendamaikan manusia dengan Allah (2Kor 5:18)
- Mengembalikan posisi manusia pada posisi Eden melalui pelayanan PENGGANTIAN (Yes 53:4-5)

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PELAYANAN PENGGANTIAN ITU?
Pelayanan Penggantian atau substitution dapat diartikan; Yesus tinggalkan posisi-NYA, Dia datang ambil posisi kita, supaya kita mendapatkan posisi-NYA.
Contohnya :
- Dia kebenaran yang dijadikan dosa, supaya kita memiliki kebenaran NYA (2Kor 5:21)
- Dia kaya yang rela jadi miskin, supaya kita yang miskin jadi kaya (2Kor 8:9)
- Dia Sang kehidupan, pemberi dan pemiliki hidup yang mati, supaya kita orang-orang yang sudah mati dalam dosa terima kehidupan kekalNYA (Yoh 14:6) (Kej 2:117)
- Dia Sang pemberi berkat yang jadi kutuk, supaya kita orang-orang terkutuk karena dosa mendapat berkatNya (Gal 3:13)
- Dia adalah satu dengan Bapa yang alami keterpisahan, supaya kita yang sudah terpisah jauh dapat dipersatukan lagi dengan Bapa (Yoh 10:30; Markus 15:34)
- Dia mulia yang rela jadi hina, supaya kita yang hina karena dosa alami dan terima kemuliaanNYA (Maz 24:10 > Yes 53:2-5)
Dari penjelasan ini, khususnya poin terakhir di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia 2000 tahun yang lalu adalah ingin mengembalikan posisi manusia sebagai manusia mulia.


V. MANUSIA MENGALAMI PENCIPTAAN KEMBALI

Bagian ini adalah bagian terpeting dan merupakan intisari dari tulisan ini.
Manusia yang secara biologis merupakan keturunan Adam dan Hawa adalah manusia yang telah tercemar dengan dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Dalam kondisi seperti itu manusia tentu tidak dapat bersekutu dengan Allah yang adalah kudus. Untuk itulah manusia memerlukan tindakan Allah diciptakan kembali menjadi segambar dengan Kristus Yesus.
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. (Roma 8:29-30)
Ayat ini menjelaskan bahwa semua orang percaya ditentukan menjadi SERUPA DENGAN GAMBAR KRISTUS. Pernyataan kebenaran ini ada benang merahnya dengan Kejadian 1:26 “…menciptakan manusia segambar dengan Allah…”
Dan bagi orang yang sudah diciptakan kembali menjadi segambar dengan Kristus otomatis diubah menjadi mulia (Roma 8:30)
Kebenaran ini jugalah yang sesungguhnya Rasul Paulus ungkapkan kepada gereja Korintus.
Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. (2Korintus 3:18)
Kembali frasa “serupa dengan gambar-NYA” muncul, untuk menjelaskan dan membuktikan bahwa setiap orang percaya/gereja Tuhan mengalami penciptaan kembali menjadi segambar dengan Kristus.
Kristus yang adalah mulia sudah pasti kita yang segambar dengan Dia adalah juga mulia.


VI. TUJUAN MANUSIA DIKEMBALIKAN PADA POSISI EDEN

Setiap tindakan Allah pasti ada maksud dan tujuan, demikian pula dalam konteks manusia dijadikan kembali mulia dengan maksud :
1. Supaya manusia dapat besekutu kembali dengan Allah (Yes 59:1-2; Ibrani 4:16)
2. Supaya manusia dapat mencerminkan kemuliaan Allah (2Kor 3:18)
Menjalani hidup yang menjadi berkat
3. Supaya orang percaya dapat hidup bersatu sebagai sesama Tubuh Kristus (Yoh 17:22)


VII. KESIMPULAN

Kita Orang percaya bukan lagi orang hina karena Yesus sudah ambil posisi itu, Dia menghinakan diri-Nya, Dia rela dicerca, diolok, diludahi disalib dengan kondisi telanjang supaya kita yang hina terima kemuliaan-NYA.
Dan melalui hukum rohani kita sudah mengalami penciptaan ulang, diciptakan segambar dengan Yesus yang adalah mulia. Karena memang Dia mati namun setelah itu bangkit dalam kemuliaan.
Untuk itu hiduplah selayaknya orang mulia dan lakukanlah hal-hal mulia yang bernilai kekal.

Tuhan Yesus Memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minum Soda atau Sprite Benar kah Mencegah Kehamilan?

Jangan Mau Gabung Smart In Pays(SIP) Pasti Menyesal - MLM Lagi

Kelebihan dan kekurangan Perguruan Tinggi Negeri Dan Swasta

3 DINASTI CHINA PALING KUAT

Apa itu Dresscode Smart Casual, Tips Pakaian Smart Casual Pria Wanita

Ukuran Kertas Standar ISO dalam unit cm (centimeter) dan Inch (Inci)

Pengertian Perbedaan Domain (COM, CO.ID, NET, ORG, WEB, GOV, BIZ, dan lainnya)

Benarkah Buddha Perintahkan Sembah Yesus Kristus ?

5 PERANG PALING MENGERIKAN SEPANJANG SEJARAH

5 RUDAL ANTI-KAPAL PALING MEMATIKAN DALAM SEJARAH