6 MITOS TERBESAR TENTANG DEAL NUKLIR IRAN
Perjanjian nuklir Iran adalah prestasi bersejarah hasil dari negoisasi panjang dan melelahkan antar Iran dengan Amerika dan negara-negara besar lainnya. Namun kesepakatan yang telah diambil tersebut memunculkan tidak sedikit penentangan, terutama dari Israel yang menilai kesepakatan itu justru membuka pintu bagi Teheran untuk mengembangkan senjata nuklirnya. Banyak keyakinan yang sebenarnya salah dalam melihat kesepakatan ini. Dan berikut enam mitos yang menyelimuti kesepakatan nuklir Iran.
1. IRAN MAKIN LELUASA BIKIN BOM NUKLIR
Kesepakatan memastikan bahwa Iran akan mendapatkan sebuah bom, memicu proliferasi nuklir di Timur Tengah. Padahal kesepakatan itu justru mengalihkan Iran dari jalur membuat sebuah bom dan menyimpan semua opsi US atas meja jika Iran menipu. Tanpa kesepakatan ini, inspektur PBB akan ditendang keluar, dan Iran akan berada lagi dalam minggu atau bulan dari bom, dengan semua sentrifugal yang berputar dan stok pengayakan uranium semakin tumbuh. Tanpa kesepakatan, Iran memiliki cukup uranium untuk sepuluh bom saat ini. Dengan kesepakatan segera akan berkurang jumlahnya hingga tidak cukup untuk membuat satu bom. Berdasarkan kesepakatan itu, Iran juga setuju Protokol Tambahan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sehingga pasti tidak akan memproduksi senjata nuklir. Jika memilih untuk mencoba, semua pilihan yang tersedia saat ini- termasuk tindakan militer akan tersedia untuk presiden AS dalam lima, sepuluh, lima belas atau bahkan tiga puluh tahun.
2. LEBIH BAIK AS MENINGGALKAN KESEPAKATAN
Amerika Serikat seharusnya bertahan untuk mencapai kesepakatan lebih baik. Padahal kesepakatan yang diambil saat ini sudah sangat kuat dari hasil negosiasi antara kekuatan utama dunia dan Iran. Jika Amerika Serikat meninggalkan pembicaraan konsensus internasional yang susah payah dibangun saat ini akan runtuh. Rusia dan China akan membuka kembali perdagangan dengan Iran, menghindari sanksi Amerika dan Eropa. Inspektur IAEA akan ditendang keluar, dan Iran tidak akan memiliki batasan yang efektif mengenai program nuklirnya.
3. IRAN BISA MEMBUANG BAHAN NUKLIR
Membiarkan inspeksi dalam 24 hari memberikan Iran waktu yang cukup untuk menyembunyikan / membuang bahan nuklir. Untuk diketahui seluruh rantai pasokan nuklir Iran akan berada di bawah pengawasan dan pemantauan. Inspektur IAEA akan memiliki hak untuk mengunjungi setiap bagian dari rantai pasokan. Jika aktivitas yang mencurigakan terdeteksi di tempat lain di Iran, Teheran harus mengizinkan inspeksi internasional dalam 24 hari. Membuang bahan nuklir tidak seperti membuang obat-obatan terlarang atau senjata. Bahan nuklir meninggalkan jejak yang bertahan selama ribuan tahun. Komunitas intelijen AS dan inspektur nuklir IAEA sepenuhnya yakin mereka dapat mendeteksi aktivitas nuklir dalam waktu 24 hari.
4. SANKSI TAK BISA DITERAPKAN LAGI
Sanksi PBB tidak akan bisa diberlakukan lagi jika Iran melanggar perjanjian. Ini juga mitos karena jika Iran melanggar kesepakatan dan review dari 8 negara di mana Amerika Serikat dan sekutunya merupakan kekuatan mayoritas akan bisa menjatuhkan sanksi hanya dalam waktu 35 hari. Setelah itu, 30 hari kemudian sanksi PBB secara otomatis akan berlaku kembali kecuali digagalkan dalam pemungutan suara Dewan Keamanan. Dan Amerika Serikat dapat memveto langkah tersebut. Dengan kata lain, kesepakatan memungkinkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya untuk menghentikan setiap upaya melindungi Iran dari konsekuensi melanggar perjanjian.
5. LEBIH BAIK PERANG
Ada pilihan yang lebih baik untuk penyelesaian yang dinegosiasikan. Satu-satunya alternatif selain diplomasi hanyalah serangan militer. Dan jika serangam berhasil, hanya akan mengatur program nuklir Iran kembali dalam waktu sekitar dua atau tiga tahun. Setelah serangan Iran kemungkinan akan membuat sedikit bom dengan menyusun kembali program nuklirnya di fasilitas yang lebih rahasia. Konsensus global untuk sanksi terhadap Iran akan runtuh, dan Teheran akan berakhir dengan program senjata nuklir yang akan jauh lebih membahayakan.
6. BURUK UNTUK ISRAEL
Mitos terakhir adalah bahwa kesepakatan ini buruk untuk Israel hingga negara itu mati-matian menentang kesepakatan. Kesepakatan ini telah memblok jalur Iran untuk membuat senjata nuklir untuk jangka waktu lebih lama daripada pilihan lain dan melakukan. Israel juga tidak sepenuhnya melawan kesepakatan ini, sebagai klaim Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Banyak pejabat-dari keamanan nasional Israel mantan kepala Mossad dan Shin Bet, mantan wakil penasehat keamanan nasional dan mantan wakil direktur jenderal Komisi Energi Atom Israel -justru mendukung perjanjian. Tanpa kesepakatan Iran akan lebih bebas untuk melakukan pengembangan nuklirnya.
Komentar
Posting Komentar
Ingatlah untuk selalu memberikan komentar yang sopan dan bermanfaat.